Sabtu, 31 Maret 2018
Day 3
Memasuki hari ketiga belajar matematika logis, Mami masih menyiapkan worksheet khusus, dengan tema tertentu. Mengapa hal itu diperlukan? Karena sebelum tantangan level enam ini dimulai, Zee sudah mengenal matematika dari aktivitas sehari-hari maupun benda yang ada di sekitar. Mami memang belum sekalipun mengenalkannya dengan teori matematika sederhana. Jadi kali ini, Mami memilih memulai hari-hari pertama tantangan dengan mengenalkannya teori terlebih dahulu.
Dua hari sebelumnya, kami sudah belajar sorting dan classifying objects serta counting numbers. Kali ini, giliran basic geometry dan pattern yang menjadi concern Mami. Saat Zee sedang tidur siang, Mami sudah menyiapkan worksheet yang berisi gambar berbagai macam bentuk, nama, serta crayon. Begitu Zee bangun di sore hari, ia meminta nonton video sebentar, sebelum akhirnya dengan berbinar menerima tawaran Mami untuk belajar.
“Dedek, kita belajar matematika yuk,” ajak Mami.
“Sambil main ini kita.” Mami melanjutkan ucapannya dengan mengacungkan worksheet yang ada di tangan ke arah Zee.
“Mau. Mau,” kata Zee cepat. Kamipun langsung beranjak ke ruang samping rumah.
“Ada circle!” seru Zee begitu kertas yang ada di tangan Mami berpindah ke lantai.
“Eh, pinter anak Mami,” puji Mami.
“Hari ini kita belajar apa, Dek?” tanya Mami. Zee menatap Mami, sejenak kemudian beralih memandangi kertas.
“Ini namanya geometri. Kita belajar bentuk-bentuk benda. Coba Dedek sebutkan ini apa namanya?” ujar Mami lalu dilanjutkan dengan bertanya kepada Zee.
“Circle,” jawab Zee cepat. Ia pun bertepuk tangan sambil tertawa.
“Circle apa tu bahasa Indonesianya?” Mami merasa perlu membiasakan Zee untuk menggunakan bahasa Indonesia saat sedang belajar, bukan hanya bahasa Inggris saja. Walau bagaimanapun, nantinya ia tetap akan menggunakan referensi berbahasa Indonesia juga, tidak hanya yang berbahasa Inggris saja. Jadi agar tidak terjadi kerancuan, pengenalan istilah matematika dalam bahasa Indonesia sangatlah penting.
“Lingkaran.” Dengan mantap Zee menjawab. Ya, ia memang sudah mengetahui beberapa bentuk geometri dasar.
“Kalau yang ini?” tanya Mami lagi. Zee terlihat berpikir keras.
“Tri...,” pancing Mami. Zee membuka mulut, dan menggerakkannya perlahan.
“Tri, tri, triangle?” ucap Zee sedikit ragu. Mami mengangguk sambil tersenyum. Mengonfirmasi tanpa suara.
“Kalau dalam bahasa Indonesia, apa disebutnya triangle tu?” tanya Mami.
“Segi, segitiga!” pekik Zee. Mami bertepuk tangan dan tersenyum lebar.
“Yeay, pintar,” ucap Zee senang.
“Ini square,” lanjut Zee sambil menunjuk gambar di bawah segitiga sebelum Mami bertanya.
“Square apa bahasa Indonesianya, Dek?” tanya Mami. Zee menatap Mami. Sepertinya, ia memang belum tahu atau mungkin saja masih susah mengingat tentang square ini.
“Square itu bahasa Indonesianya persegi. Atau bisa juga disebut bujur sangkar,” jelas Mami.
“Apa tu, Dek? Perse...,” Mami bertanya kepada Zee.
“Persegi. Bujur, bujur?” Zee mengulang ucapan Mami.
“Bujur sangkar,” sahut Mami cepat.
“Bujur sangkar,” ulang Zee.
“Nah, kalau yang ini, apa namanya, Dek?” Mami kembali mengajak Zee fokus.
“Rectangle.” Zee tanpa ragu menjawab. Mami bertepuk tangan.
“Rectangle itu bahasa Indonesianya persegi panjang,” kata Mami.
“Persegi panjang,” ulang Zee cepat.
Setelah selesai dengan konsep geometri dasar, kami melanjutkan dengan permainan pola. Kali ini, tetap menggunakan worksheet yang sama dengan sebelumnya. Dan pola yang Mami pilih adalah pola perubahan warna, karena Zee merupakan anak yang selalu terlihat tertarik dengan warna.
“Dek, lihat ini. Kita main tebak-tebakan yuk,” ajak Mami. Zee yang sebelumnya sudah berjalan ke arah tempat sepedanya terparkir, kembali lagi mendekati Mami.
“Lingkaran ini warna apa, Dek?” tanya Mami.
“Blue.” Lagi-lagi Zee menjawab dengan bahasa Inggris.
“Terus kalau yang ini?” tanya Mami lagi.
“Orange!” pekik Zee. Mami bertanya lagi untuk warna lingkaran setelahnya. Ada lima lingkaran yang sudah Mami beri warna, dan berakhir di warna biru.
“Nah, kalau lingkaran yang terakhir ini, warna apa, Dek?” Mami menunjuk lingkaran yang masih polos.
“White?” tanya Zee. Mami mengangguk.
“Terus, dia harus diberi warna apa dong?” Zee tampak memikirkan pertanyaan Mami.
“Kita ulangi lagi ya. Lihat ini, Dek. Ini namanya pola. Pola perubahan warna,” kata Mami menjelaskan, lalu memberikan jeda sejenak agar Zee mencerna perkataan Mami. Entah ia paham atau tidak, just she knows. Hehe.
“Ini warna biru. Terus oranye. Terus biru lagi. Lalu oranye. Nah, lingkaran ini warna biru lagi. Jadi habis biru itu warna oranye,” jelas Mami. Zee menatap Mami dan worksheet di hadapannya bergantian.
“Habis warna biru, warna apa ini, Dek?” tanya Mami.
“Orange!” Zee memekik kencang. Mami memujinya sambil bertepuk tangan.
“Berarti lingkaran white ini, kita kasih warna apa tu? Habis biru kan,” ucap Mami.
“Orange?” Zee bertanya dengan suara pelan, seolah ragu. Mami sontak tersenyum dan bertepuk tangan.
“Horaay, you're right.” Mami memuji Zee. Ia tersenyum lebar juga hingga kelihatan gigi putihnya.
Setelahnya, kami meneruskan permainan pola untuk beberapa bentuk geometri setelah lingkaran. Meskipun sesekali Zee masih perlu diberika arahan, namun secara garis besar ia sudah cukup memahami tentang aturan permainan yang kami lakukan hari ini. Zee juga belajar mewarnai sekaligus. Selain matematika, unsur art juga dipelajarinya sekaligus.
Nah, ada satu hal yang membuat Mami takjub pada si bocah. Anggap saja sebagai bonus dari pelajaran kami hari ini. Tanpa diduga, Zee melakukan sesuatu yang membuat Mami terkejut. Ia mengumpulkan crayon yang semula digunakan untuk mewarnai, lalu tiba-tiba meletakkan crayon sesuai warna bangun datar yang ada di worksheet.
“This is orange. Where is it? Where is it?” ucap Zee sambil mengangkat crayon warna orange.
“This is it. This is orange. Yeaay,” lanjut Zee sambil menunjuk lingkaran berwarna oranye. Setelah bertepuk tangan, ia meletakkan crayon di atas gambar lingkaran berwarna oranye. Beberapa menit selanjutnya, ia melakukan hal yang sama untuk warna-warna lain, sehingga semua gambar geometri tertutup dengan crayon.
Mami menatap Zee dengan bangga. Memang benar adanya, pada dasarnya, anak itu terlahir cerdas. Zee bahkan belum pernah belajar mencocokkan warna sebelumnya. Namun hari ini, dengan inisiatifnya sendiri, ia belajar sebuah hal baru. Bahkan ia berbicara menggunakan bahasa Inggris yang agak panjang, padahal biasanya Zee hanya menyebutkan kosakata-kosakata saja, bukan kalimat. Tetap semangat, Zee. Besok kita belajar hal baru lagi lho.
Pancar Matahari Family