Senin, 12 Maret 2018
Day 12
Wah, tak terasa sudah dua belas hari kami melakukan tantangan level 5 di kelas Bunda Sayang Batch #3. Hingga hari ini, total daun di pohon literrasi kami ada 28. Kali ini, daun Zee bertambah satu, begitupun daun Mami. Sementara daun Papi masih belum bertambah lagi.
Aktivitas membaca si bocah ini baru dilakukan malam hari. Selepas isya, Zee menagih janji kepada Mami dan Papi untuk ke toko buku. Iya, si bocah memang sejak beberapa hari lalu minta dibelikan majalah Bobo. Namun saat sudah berada di toko buku malam ini, ia berubah pikiran saat melihat majalah Mombi yang mungkin saja menurutnya lebih menarik. Alhasil, ia lebih memilih membawa pulang majalah Mombi tersebut. Baru saja keluar mall, Zee langsung merengek minta majalahnya.
“Mana, Mi? Mana Mombinya?” tanya Zee. Mami yang sedang berjalan di samping Papi langsung mencari tempat duduk. Deretan bangku di sepanjang jalan menjadi pilihan. Mami mengeluarkan majalah dari dalam tas, yang disambut dengan senyum lebar khas bocah dua tahun.
“Dedek baca situ ya, ya.” Alih-alih ikut Mami dan Papi duduk di bangku besi berwarna hijau, ia malah duduk di jalanan, dan dengan santainya membuka majalah.
“Pi, Papi. Ini ngapain Mombinya, Pi?” Zee berteriak kepada Papi yang tengah memakan kue bersama Mami. Papi langsung berjalan menghampiri Zee.
“Ini namanya bukan Mombi. Ini Loli,” kata Papi.
“Lolinya ngapain?” tanya Zee lagi.
“Lolinya mau menari. Itu bawa selendang. Warna apa selendang Loli tu, Dek?” Papi menunjuk gambar selendang yang ditalikan di perut Loli.
“Warna apa? Warna merah.” Zee memekik, lalu tertawa.
“Bahasa Inggrisnya merah itu red,” ujar Zee. Papi dan Mami bertepuk tangan lalu memuji Zee.
“Dedek mau kue nggak?” Mami menawarkan kue kepada Zee. Sebelum keluar mall tadi, kami memang singgah di counter roti, membeli cheese cake dan muffin cokelat kesukaan Zee.
“Nggak. Nggak. Mami makan sendiri aja kuenya. Dedek mau baca aja, nggak mau kue,” ujar Zee cepat. Mami dan Papi tertawa. Terlebih saat ia langsung menarik tangan Papi agar memperhatikan gambar-gambar yang ditunjuk olehnya di setiap halaman majalah. Ada gambar alat musik, baju adat, balon, dan lain sebagainya.
Jika Zee memilih majalah, Mami justru mulai membuka novel bergenre metropop karya Almira Bastari yang sedang booming, berjudul Resign. Sampai dituliskan kisah ini, baru beberapa halaman saja yang berhasil Mami baca. Sebelum membeli versi cetak, Mami sudah mengikuti cerita Kak Almira ini di wattpad. Dan memang tidak dapat disangkal, alur dan penggalian karakternya cukup kuat. Setting Ibukota dengan dunia kerja yang gila-gilaan memang merupakan tema yang sangat pas untuk diangkat ke dalam cerita. Tulisan Kak Almira ini seolah mewakili perasaan sebagian besar para pekerja kantoran yang setiap hari berkutat dengan kubikel dan tumpukan dokumen hingga jam lembur di luar batas normal. Saat mulai mengikuti cerita ini dapat dipastikan pembaca akan larut ke dalam penggambaran setiap tokoh, kejadian, serta tempat yang selalu membuat baper. Pokoknya dua jempol buat Kak Almira.
Pancar Matahari Family
Tidak ada komentar:
Posting Komentar