Senin, 05 Maret 2018

Midnight Book (Again)

Senin, 5 Maret 2018



Day 5

Setengah dari perjalanan sepuluh hari tantangan level 5 Bunda Sayang Batch #3, kami masih semangat untuk terus membaca. Hari ini, daun berwarna oranye bertambah satu, begitu pula daun kuning dan hijau yang juga semakin rimbun. Baik Zee, Papi, maupun Mami masing-masing membaca sebuah bacaan.

Zee yang paling rajin membuka buku. Aktivitas rutin itu ia lakukan tengah malam, menjelang pukul satu. Ia yang memang tidak mau tidur, memilih membaca buku seperti hari kemarin.

“Mi, ambilkan buku Utsman,” kata Zee.

“Emang Dedek nggak mau tidur?” tanya Mami.

“Nggak. Dedek mau baca aja. Hidupkan lampu tolong, Mi,” ujar Zee.

“Ini ada kakek, minta kue,” ucap Zee.

“Mana kakeknya?” tanya Mami.

“Ini,” tunjuk Zee sambil melihat salah satu halaman boardbook warna biru yang ada di hadapannya.

“Itu siapa yang kasih kue?” Mami mencoba memancing.

“Utsman yang kasih kue. Utsman baik. Nanti masuk surga,” sahut Zee cepat.

“Kalau Dedek, mau masuk surga?” Zee menatap Mami yang sedang bertanya.

“Mau,” jawab Zee. Mami mengelus kepala bocah super aktif itu. Lalu ia kembali meminta Mami berkisah tentang Utsman, sambil telunjuk mungilnya menunjuk gambar-gambar yang membuatnya tertarik. Membaca buku yang berkisah tentang salah satu khalifah di zaman Rasulullah ini Mami jadikan ajang untuk mengajarkan kepada Zee tentang kedermawanan, berbagi kepada sesama, serta selalu bersedia membantu orang-orang yang sedang membutuhkan pertolongan kita.

Jika Zee membaca di malam hari, Papi justru memilih membaca sebuah artikel saat pagi baru saja datang, sebelum sarapan dan berangkat ke kantor. Kali ini Papi membaca tulisan tentang teknologi, yang berjudul Sepuluh Teknologi Komputer Tercanggih di Dunia, dari sebuah situs di internet. Papi memang penggemar teknologi, jadi bahan bacaannya pun tak jauh-jauh dari berita dan perkembangan bidang tersebut. Sayang saat tulisan inu diposting, kami belum sempat membahas isi artikel tersebut secara detail, sama seperti yang sering kami lakukan. Kesibukan Papi dengan project membuat ilustrasi membuat kesulitan meluangkan waktu untuk berdiskusi seperti biasa. Tak mengapa, setidak Papi masih menyempatkan diri untuk membaca, meskipun hanya sebuah artikel. Yang namanya tulisan, pasti tetap mengandung sebuah nilai kebaikan dan manfaat. Semangat, Pi.

Nah, Mami yang biasanya membaca cerita online, siang tadi justru membaca buku fisik. Sebuah antologi yang Mami tulis bersama dengan 61 penulis perempuan lain itu kembali Mami baca. Buku yang berisi puluhan kisah inspiratif tentang orang tua tersebut berjudul Dear Ayah Bunda: Suksesku Ada di Ridamu. Membaca kisah penuh haru yang dikemas apik oleh masing-masing penulisnya dalam buku ini kembali membuat buliran air mata mengalir tak terbendung. Memang cerita tentang suka duka kehidupan yang pernah dijalani semasa masih tinggal bersama orang tua, akan selalu menggetarkan hati siapapun. Bahkan Mami yang merupakan salah satu penulis saja akan selalu ikut larut di dalam kisah bahagia maupun pilu perempuan-perempuan hebat sesama penulis.

Hari ini sebenarnya Zee membaca beberapa buku juga, namun Mami sengaja tidak membuatkan daunnya karena ia hanya membolak-balik tiap halaman tanpa benar-benar mengamati gambar maupun ceritanya. Bagi kami, membaca itu harus menghasilkan sebuah pemahaman baru, menghasilkan sebuah ilmu yang diserap oleh otak. Jika hanya membuka-buka buku, kami menyebutnya 'bermain', hanya ajang untuk menstimulasi minat membaca dan kecerdasan linguistiknya. Semoga esok hari Zee membaca banyak buku tanpa meninggalkan keinginan untuk memahami makna tulisan yang ia baca.

Sampai jumpa esok pagi.

Pancar Matahari Family

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau Baca Buku? Install iPusnas Yuk!

Selasa, 13 November 2018 Day 1 Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang patut dibiasakan oleh orang tua terhadap anak-a...