Jumat, 09 Maret 2018

Semut Kecil dan Kaki Besar

Jumat, 9 Maret 2018


Day 9

Memasuki hari kesembilan, daun Papi yang masih berjumlah empat buah, masih belum bertambah. Lain halnya dengan daun Zee dan Mami yang terus tumbuh. Total daun dipohon kami sekarang ada 22 buah.

Papi yang sangat sibuk, tampaknya memang belum bisa menjaga konsistensi untuk terus membaca setiap hari. Dari sembilan hari yang sudah terlewati, belum sampai separuh perjalanan yang dilalui Papi dengan membaca. Tak mengapa, semua berawal dari kebiasaan dan kemauan. Setidak masih tumbuh daun di cabang ranting bagian Papi, tidak kering kerontang.

Mami yang memang tidak bisa melalui hari tanpa membaca, kali ini memilih membaca cerita di wattpad seperti biasa. Giliran tulisan Kak Julie Hasyim aka @BurningLady90 yang berjudul Perfect Competition. Dalam cerita ini, tokoh utama perempuan bernama Vara dan si laki-laki bernama Naga, selalu bersaing di dalam kompetisi apapun. Di masa lalu, mereka bersaing untuk memperebutkan posisi ketua BEM, sedang masa kini, mereka harus memperebutkan jabatan manajer di kantor. Namun celakanya, si Naga menaruh hati kepada Vara sejak dulu, dan ia selalu berambisi untuk memenangkan hati gadis pujaannya. Tetapi memang tidak semudah yang terlihat, karena Vara bukan tipe perempuan yang mudah menyerah dan mau dikalahkan begitu saja, terlebih untuk urusan hati. Meskipun tulisan ini masih on going, namun Mami sedikit banyak sudah dapat memetik pesan moral yang Kak Julie selipkan di dalamnya. Laki-laki itu kodratnya memimpin, dan seambisiusnya seorang perempuan, mau tidak mau memang harus menurunkan ego dan menerima kenyataan jika posisi pemimpin itu adalah bagian laki-laki. Selain itu, terkait hati dan perasaan, dua hal tersebut tidak bisa diprediksi, apalagi digunakan sebagai ajang kompetisi. Perasaan tidak bisa diatur, mau ke arah mana ia menuju. Apakah mencintai orang yang kita benci atau tidak, bukan hak kita untuk mengatur. Ia selalu akan menemukan jalannya sendiri.

Bocah dua tahun lebih yang selalu suka bereksplorasi, hari ini juga membaca beberapa buku. Namun satu buku saja yang benar-benar ia sentuh. Selepas mandi pagi, belum sempat lagi Mami memakaikan baju, Zee sudah minta diambilkan buku berjudul Sulaiman.

“Mi, ambilkan buku Sulaiman. Dedek mau baca. Mami bacakan,” kata Zee.

“Tunggu, Mami pakaikan baju dulu, baru kita baca buku. Oke?” sahut Mami. Awalnya Zee merengek tetap mempertahankan pendapatnya. Namun setelah Mami berkata memakai baju itu hanya butuh waktu sebentar, ia menurut untuk diam.

“Udah, Mi. Kita baca lagi sekarang,” tembak Zee langsung begitu Mami seleai memasangkan celananya. Kali ini Mami menuruti permintaannya. Si bocah tertawa girang, lalu langsung saja membuka halaman demi halaman boardbook yang ada di tangannya. Ia membaca dengan bahasa ala dirinya, sebelum kemudian kembali berucap.

“Mi, bacakan ini,” kata Zee sambil menunjuk gambar semut-semut kecil yang sedang berbaris. Dengan sigap Mami menyelesaikan dua buah kalimat pendek di halaman yang sedang Zee perhatikan. Selesai membaca, Zee tidak langsung puas begitu saja. Ia mencecar Mami dengan berbagai pertanyaan dan mau tidak mau Mami harus melakukan aktivitas telling story kepadanya. Dari bacaan yang kami habiskan berdua, Mami menyelipkan nilai kebaikan, yaitu tentang menghargai semua makhluk hidup, seperti yang dicontohkan nabi Sulaiman, tidak membiarkan para prajuritnya menginjak kawanan semut yang sedang beraktivitas di lembah. Nabi Sulaiman memberikan kesempatan kepada gerombolan semut untuk lewat terlebih dahulu, baru kemudian bala tentaranya kembali melanjutkan perjalanan. Mami juga menceritakan kepada Zee tentang kelebihan nabi Sulaiman yang bisa berbicara kepada hewan. Zee mendengar dengan mata berbinar dan langsung protes begitu Mami menghentikan cerita.

Hari ini cukup seru aktivitas literasi kami. Semoga besok tidak kalah semangat dibanding hari ini.

Pancar Matahari Family

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau Baca Buku? Install iPusnas Yuk!

Selasa, 13 November 2018 Day 1 Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang patut dibiasakan oleh orang tua terhadap anak-a...