Sabtu, 23 Desember 2017

Sekeping Curahan Hati


Selesai sudah tantangan level 2 kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional Batch #3, Melatih Kemandirian Anak. Selama tujuh belas hari, setiap pelajar berjuang melawan rasa malas, penat, dan lelah dalam menerapkan materi yang didapatkan di awal sesi. Terkadang, bukan masalah penerapan yang menjadi kendala, namun lebih ke rasa malas untuk menuangkan penerapan tersebut ke dalam sebuah bentuk tulisan. Apalagi di tengah aktivitas yang semakin padat semenjak saya mulai membuka gerai batagor dan siomay, sungguh mencari waktu khusus untuk menulis sebuah portofolio tentang aktivitas Zee merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Namun, saya sungguh bersyukur kepada Allah, karena mendapatkan materi tentang kemandirian anak ini di saat yang tepat. Saat saya butuh agar Zee belajar mandiri dan saya bisa mengerjakan pekerjaan dapur maupun sibuk di tempat jualan, saat itu pulalah Allah memberikan jalan lewat IIP.

Dengan segala tekad, dengan niat untuk memenuhi kewajiban sebagai orang tua yang berusaha menjadi lebih baik lagi, saya selalu menyempatkan untuk menuangkan penerapan materi melatih kemandirian anak selama tujuh belas hari penuh di malam hari, selepas saya selesai berjualan, sekitar pukul sepuluh sampai sebelas malam. Kadangkala ada rasa capek, namun itu semua tidak menghalangi niat tulus dari dalam hati saya.

Dan pagi ini, semua lelah yang saya tahankan mendapatkan balasan. Si bocah yang memang sudah saya latihkan untuk mandiri di dalam beberapa aspek kehidupan, semakin senang dan menikmati belajar secara mandiri tanpa perlu saya paksa, bahkan tanpa pendampingan penuh dari saya sekalipun, ia tetap belajar dengan diwarnai tawa riang dan tanya yang sesekali muncul dari mulut mungilnya. Sungguh anugerah yang luar biasa bagi saya. Alhamdulillah.

Terima kasih IIP atas materi-materi yang mudah untuk dicerna, atas semangat dan suntikan tekad bagi setiap pelajar di kelas Bunda Sayang agar terus maju ke depan melawan rasa malas. Terima kasih Mbak Amma, fasilitator yang baik hati dan selalu siap menjawab setiap pertanyaan dari para pelajar di kelas Sumatera 1, dan terima kasih kepada Mbak Novita, Korlan sesi 2, yang selalu siap sedia membantu para pelajar jika ada kesulitan di kelas.

Bumi Lancang Kuning, 23 Desember 2017

Pancar Matahari Family

Sabtu, 16 Desember 2017

Melatih Si Kecil Tidur Sendiri

Day 17

Sabtu, 16 Desember 2017


Hari terakhir tantangan level dua, melatih kemandirian anak, Mami sengaja tidak merencanakan detail hal apa yang akan dilatihkan untuk Zee. Setelah sebelumnya Zee belajar makan, mandi, dan mencoba membantu Mami memasak, kali ini si bocah yang selalu ikut Mami dan Papi menjaga warung batagor setiap sore hingga malam, mencoba untuk belajar tidur sendiri.

Di usianya yang sudah melewati angka dua tahun, Zee masih belum mau dilepas ASI. Meskipun hanya menjelang waktu tidur ia meminta jatah ASI, namun hal itu membuat Mami galau. Nah, saat ia mulai ikut jaga warung, kebiasaannya tidur siang mulai ditinggalkan. Zee lebih sering tidur setelah isya di warung. Ia yang biasanya akan merengek minta ASI, kali ini terpaksa diam saat tidak dituruti oleh Mami. Sedikit drama, ia memanjat badan Mami dan meminta gendong. Namun sebagai trik agar ia menghentikan dramanya, Mami sengaja memberikan Zee kepada Mami. Kebetulan saat itu Mami harus salat magrib.

Zee yang tidak bisa lagi menahan rasa kantuk, akhirnya tertidur di gendongan Papi. Kejadian seperti ini sudah beberapa hari Zee alami. Meskipun berat, namum hidup adalah perjuangan. 

Semangat ya, Zee. Ada hikmah dirimu ikut Mami dan Papi berjualan. Kamu bisa belajar mandiri, tidur tanpa merengek-rengek dan menempel pada Mami lagi.

Tantangan level kedua selesai sudah. Sampai ketemu di level selanjutnya.

Pancar Matahari Family

Jumat, 15 Desember 2017

Melatih Si Kecil Memasak

Day 16



Setelah dua minggu kemarin  Zee berkutat untuk  belajar makan dan mandi sendiri, kali ini Mami mencoba mengajaknya turut serta dalam kegiatan dapur. Ia harus paham bahwa jika ingin makan, maka kita harus menyiapkan makanan terlebih dahulu. Memasak merupakan salah satu life skill yang penting untuk Mami ajarkan kepada Zee. Meskipun usianya baru dua tahun, namun tidak ada salahnya melibatkan si bocah ini dalam berbagai kegiatan dapur. Selain agar ia mengetahui seluk beluk mengenai dapur, quality time antara Mami dan Zee juga bisa dilakukan saat seperti ini. Biasanya sambil membantu Mami, Zee akan bertanya tentang banyak hal, sebaliknya, Mami juga punya kesempatan untuk menyelipkan nasihat-nasihat yang berguna untuknya.

“Mi, Dedek mau donat,” ucap Zee pagi ini saat Mami tengah melumatkan kentang yang akan dibuat perkedel.

“Kita nggak buat donat sekarang, Dek. Nanti kalau lagi libur jualan, baru kita buat donat ya,” sahut Mami. Namun si bocah malah merengek dan mempertahankan pendapatnya.

“Dedek mau donat sekarang,” ucap Zee lagi.

“Nanti ya. Sekarang kita mau buat perkedel. Dedek mau?” tanya Mami.

“Perkedel mau,” jawab Zee setelah beberapa saat berpikir.

“Ya udah, Dedek bantu Mami tumbuk bumbunya ya. Ayo,” ajak Mami. Selama ini Zee memang paling hobi menumbuk bumbu dapur.

“Mi, ini bawang apa namanya?” tanya Zee sembari mulai mengayunkan tangan dan anak batu tumbuk.

“Ini bawang merah.” Mami menjawab pertanyaan Zee. Si kecil ini berganti memegang bawang putih setelah mengembalikan bawang merah ke dalam batu tumbuk.

“Ini?” tanya Zee.

“Ini namanya bawang putih,” jawab Mami cepat. Zee mengangkat anak batu yang berat. Entah mengapa, namun ia terlihat tidak kesulitan saat menumbuk bawang. Ia justru dengan ringan tangan tidak berhenti membantu Mami sembari mulutnya berceloteh menanyakan tentang merica, garam, dan bumbu dapur lainnya.

“Zee, nanti kalau mau makan, kita harus masak dulu ya. Dedek kan sudah besar, Dedek bantu Mami ya,” jelas Mami kepada Zee.

“Iya, Mi.” Zee menjawab sambil meringis.

“Habis ini kita tumbuk kacang ya buat kuah batagor. Dedek bantu Mami lagi?” tanya Mami. Zee mengangguk.

Ah, betapa besar keinginanmu untuk belajar, Nak. Meskipun sesekali masih suka bermain dengan melempar bumbu dapur dan peralatan masak, namun niatmu yang mulia itu patut Mami apresiasi. Terima kasih, Zee. Besok kita belajar yang lain lagi ya.

Pancar Matahari Family

Kamis, 14 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (8)

Day 15

Kamis, 14 Desember 2017


Sesuai dengan rencana kami kemarin, hari ini Zee masih harus belajar untuk mandi sendiri. Genap delapan hari sudah si kecil aktif dan moody ini berlatih mandiri. Mirip seperti yang terjadi kemarin, hari ini Zee terus mengelak ketika Mami hendak mengajaknya mandi pagi. Zee berlari keliling rumah sambil bercanda. Mami membujuknya untuk mengambilkan gayung hijau favoritnya, handuk baru bergambar teddy bear serta botol shampo mainannya, namun itu semua tidak berhasil.

“Dek, Mami ambilkan keranjang mau?” Tiba-tiba Mami punya ide untuk membawanya mandi sambil bermain keranjang plastik mainannya.

“Kita mandi sambil main keranjang, ntar kita isi air ya,” lanjut Mami saat melihat Zee hanya terdiam, tampak sedang berpikir.

“Kita buat air mancur mau?” kata Mami lagi.

“Air mancur mau,” jawab Zee. Mami menyuruh Zee menunggu di belakang, sementara Mami masuk ke dalam kamar mengambilkan keranjang.

“Yuk, Dek kita buka bajunya. Dedek buka sendiri bisa?” tanya Mami begitu selesai memberikan keranjang kepada Zee. Ia justru berputar-putar sambil berpose membawa keranjang dan langsung meringis saat melihat Mami menjepretnya.

“Mami aja bukakan bajunya,” kata Zee.

“Eh, kok gitu? Dedek kan sudah besar. Bisa buka sendiri dong. Sini Mami bantu buka lengannya,” sahut Mami.

“Nah, udah nih. Sekarang Dedek tarik ke atas ya bajunya,” lanjut Mami begitu selesai melepas lengan baju si bocah.

“Nggak mau. Mami aja,” ucap Zee. Mami menghela napas, mencoba bersabar.

“Ya udah, biar Mami yang tarik. Dedek bantu ya.” Mami mencoba cara lain. Dan ternyata berhasil. Zee mau membantu Mami melepas baju.

“Biar Dedek taruh baju kotornya,” tawar Zee. Mami tersenyum.

“Oke deh. Terima kasih,” jawab Mami. Zee balas tersenyum. Ia lalu melihat peralatan mandinya.

“Biar Mami yang bantu bawakan ya, Dek. Nanti kalau udah selesai mandi baru Dedek yang bawa,” kata Mami. Zee mengangguk-angguk.

Aktivitas mandinya berjalan seperti biasa. Zee sesekali membantu menggosok badan dan kaki. Ia juga menggosok rambut ketika Mami menuangkan shampo ke atasnya.

“Biar Dedek bawa, Mi.” Rupanya Zee mengingat janji Mami yang mengizinkannya membawa peralatan mandinya sendiri setelah aktivitas selesai. Baiklah, Mami harus menepati janji. Zee berjalan ke arah gudang sambil memegang ember kecil berisi sabun, shampo, dan lainnya dengan kedua tangan mungilnya.

“Ni, Mi. Mami taruhkan,” kata Zee begitu sampai di bawah rak kayu tinggi tempat biasa kami menyimpan peralatan mandi.

“Oke deh. Terima kasih ya, Dek sudah bantu Mami bawa sabunnya sendiri. Anak Mami pintar,” puji Mami, membuat Zee tersenyum lebar dan hampir meringis.

Alhamdulillah hari ini Zee kembali mau diajak belajar mandi sendiri lagi, tidak seperti kemarin. Baiklah, kalau begitu besok kita bisa buat goal baru ya, Anak cantik. Apa ya buat besok?

Lihat aja besok ya, teman-teman. See you all.

Pancar Matahari Family

Rabu, 13 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (7)

Day 14

Rabu, 13 Desember 2017



Hari ini genap seminggu Zee belajar mandi sendiri. Selama enam hari berturut-turut, ia menunjukkan kemauannya yang kuat untuk belajar mandiri. Namun berbeda halnya dengan hari ini. Mulai bangun tidur, Mami sudah mengajak Zee mandi. Namun hingga satu jam lebih usaha Mami belum membuahkan hasil. Zee merengek, menolak untuk dibawa mandi. Bahkan saat Papinya hendak berangkat kerja, ia menempel terus karena menghindari Mami.

Setelah melakukan berbagai upaya, akhirnya Mami berhasil membujuk si bocah untuk masuk ke dalam kamar mandi. Dan akibatnya, hari ini Zee menunjukkan sifat manjanya secara penuh. Ia enggan membuka baju sendiri, menolak ketika Mami meminta tolong kepadanya untuk meletakkan baju kotor pada tempatnya, bahkan ia yang kemarin-kemarin sangat antusias membawa handuk dan peralatan mandinya sendiri, kali ini tidak mau melakukannya sama sekali.

Hari ini kami gagal melatih kemandirian si bocah dua tahun ini. Namun kami maklum, karena usianya yang masih kecil itu pasti memengaruhi sifatnya yang masih labil. Tak mengapa, masih ada esok hari. Kami hanya perlu terus mencoba membiasakan Zee untuk mandiri dalam segala hal.

Berkaca pada kegagalan hari ini, rencana Mami yang ingin memulai materi latihan baru setelah seminggu berkutat mengajari Zee mandi sendiri, terpaksa harus diubah. Sepertinya si bocah masih harus dilatih untuk belajar mandi sendiri besok pagi.

Keep spirit ya, Zee. Mami yakin kamu pasti bisa. Tak mengapa gagal sekali, masih ada banyak waktu kok, Nak.

Pancar Matahari Family

Selasa, 12 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (6)

Day 13

Selasa, 12 Desember 2017



Di hari keenam belajar mandi sendiri, Zee mulai susah diajak kompromi. Ia enggan diajak membuka baju dan celana sendiri dan meminta Mami membukakan pakaiannya. Meskipun begitu, saat harus meletakkan baju kotor pada tempatnya, ia tetap melakukannya dengan senang hati tanpa perlu dipaksa. Begitu pula saat akan masuk ke dalam kamar mandi, Zee berjalan ke artah gudang tempat peralatan mandinya disimpan. Begitu Mami mengatakan kepadanya bahwa semua peralatan mandinya sudah Mami letakkan di dalam kamar mandi, Zee langsung masuk ke dalan sendiri.

Pada saat mandi, ia yang biasanya hanya bisa menggosok badan, hari ini mulai berinisiatif membungkuk dan menggosok kakinya sendiri. Ia juga meminta Mami mengambilkan sikat gigi lengkap dengan pasta giginya.

Selesai mandi dan memakai baju, Mami mulai lagi melatihnya hal yang baru.

“Dek, kalau udah selesai mandi, kita jemur handuknya dulu di belakang. Dedek mau bawa handuknya sendiri?” tanya Mami.

“Nggak mau, Mi. Dedek mau nonton film kartun,” jawab Zee. Mami mengikutinya hingga keluar kamar. Rupanya si bocah ini langsung menghidupkan televisi sendiri. Kalau sudah begini, kata-kata tidak akan berpengaruh banyak terhadap Zee. Sambil tertawa, Mami menyampirkan handuk di pundak Zee.

“Dek, lihat handuk Dedek tu. Hadap sini biar Mami fotokan,” pancing Mami. Zee langsung menoleh. Dan lihat saja apa yang ia perbuat dengan lehernya.

“Yuk kita antar handuknya dulu ke belakang. Abis itu baru deh nonton film kartun,” ajak Mami. Zee tidak menjawab. Namun saat Mami menuntunnya dengan posisi handuk masih tersampir di pundak, ia tidak menolak.

Alhamdulillah. Meskipun sesekali masih menunjukkan sisi manjanya, namun sikap mandiri Zee di usianya yang baru dua tahun ini patut diapresiasi. Tetap semangat ya, Zee. Besok hari terakhir kita belajar mandi sendiri. Setelah itu kita akan belajar hal baru lagi.

Sampai ketemu besok ya teman-teman Zee.

Pancar Matahari Family

Senin, 11 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (5)

Day 12

Senin, 11 Desember 2017



Masuk hari kelima melatih Zee mandi sendiri ini tidak lagi mempan menggunakan iming-iming gayung dan handuk baru. Mami yang awalnya mencoba membujuknya untuk mengambilkan handuk baru justru membuat si bocah memekik karena menolak untuk diajak mandi. Akhirnya tanpa berbicara lagi, Mami langsung mengambil handuk dan meletakkannya di kepala Zee. Lihatlah apa yang ia perbuat dengan handuknya. Bukannya langsung menuju kamar mandi, Zee justru berputar-putar sambil menari.

“Dek, ayo mandi. Kan Dedek udah pegang handuknya. Sini Mami bantu buka bajunya,” ucap Mami.

“Mami ajalah yang bukakan bajunya,” sahut Zee sambil mengangkat kedua tangan.

“Lho, Dedek kan sudah besar, buka sendiri dong bajunya,” ingat Mami. Zee menolak sembari berteriak.

“Nggak mau. Mami aja bukakan!” pekik Zee. Agar cepat, Mami mengalah dan mencoba trik lain.

“Ya udah, sini Mami bantu bukakan,” kata Mami lalu membantu Zee membuka baju.

“Sekarang kita buka celananya,” lanjut Mami setelah selesai membuka baju Zee.

“Nggak bisa! Nggak bisa!” teriak Zee saat mencoba menarik ke bawah bagian belakang celananya.

“Udah nih. Angkat kaki Dedek,” kata Mami. Zee menurutinya lalu langsung meletakkan baju kotor pada tempatnya.

“Mi, ambil sabunnya kita lagi,” ucap Zee sambil berjalan ke arah gudang tempat menyimpan peralatan mandinya. Mami mengikuti permintaannya.

“Biar Dedek yang bawa sabunnya,” lanjut Zee begitu melihat Mami sudah mengambil ber kecil berisi sabun, shampo, dan mainannya untuk mandi. Mami membiarkan Zee melakukan apa yang diinginkannya.

Pada dasarnya, ketika kita membiasakan anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, ia akan selalu meminta untuk belajar mandiri tanpa kita perlu lagi memaksa. Zee bahkan meminta untuk mengembalikan peralatan mandinya sendiri dan harus ia yang memegang embernya sendiri sampai ke gudang.

Semoga selalu seperti itu kamu ya, Zee. Semangat, sampai jumpa esok pagi.

Pancar Matahari Family

Minggu, 10 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (4)

Day 11

Minggu, 10 Desember 2017


Di hari keempat melatih Zee mandi sendiri, Mami mendapatkan pelajaran baru darinya. Ternyata selama ini, Mami terlalu berpikir rumit dan melupakan sesuatu yang sangat sederhana dalam melatih Zee mandi sendiri.

Cerita bermula dari si bocah yang menolak untuk diajak mandi, padahal hari sudah beranjak siang. Jika sebelumnya Mami menawarkan kepadanya untuk membawa gayung hijau sambil mandi, rupanya trik ini tidak mempan lagi diterapkan. Lalu teringatlah Mami akan handuk baru yang beberapa hari lalu kami beli.

“Dek, Mami ambilkan handuk baru ya. Kita mandi pakai handuk baru,” kata Mami. Zee yang tengah berlari langsung menghentikan aksinya. Ia berpikir sejenak sambil menatap Mami.

“Handuk baru. Mami ambilkan handuk baru.” Zee berkata cepat sambil mendekat ke arah Mami.

“Iya biar Mami ambilkan. Dedek tunggu sini ya,” ucap Mami lalu berjalan ke dalam rumah untuk mengambil handuk baru.

“Dek, ini handuknya. Yuk mandi yuk,” ucap Mami lagi sambil kembali membawa handuk bergambar boneka.

“Sini, sini. Dedek bawa sendiri handuk barunya,” kata Zee setelah berhenti tertawa karena melihat Mami datang dengan handuk di tangan kanan.

“Dedek bawa sendiri, Mi. Dedek bisa,” lanjut Zee. Mami terdiam sebentar. Selama ini, karena fokus melatih Zee untuk membuka baju dan mandi sendiri, Mami melupakan step mengajarkan ia untuk membawa peralatan mandinya sendiri. Akhirnya Mami menyerahkan handuk kepada Zee, lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Mami membantu Zee untuk membuka baju, ia menolak, dan meminta Mami membukakan baju dan celananya. Baiklah, tak apa. Kali ini si kecil belajar mandiri dalam hal yang lain. Step membuka baju hari ini tidak masalah ia lewatkan. Begitu selesai Mami membuka baju Zee, ia tetap melakukan tugasnya, yaitu menaruh baju kotor di tempatnya. Saat mandi pun Zee minta belajar menyiram badan pakai gayung serta menggosok bagian tubuhnya saat Mami mengoleskan sabun cair. Ia bahkan menggosok giginya sendiri dan tidak mau dibantu.

Hari ini kamu tidak gagal kok, Zee. Kamu justru mengajarkan Mami tentang kesederhanaan dalam berpikir, dan melatih kemandirian bisa diterapkan untuk hal-hal yang terlihat sederhana. Tetap semangat, Zee. Besok kita masih harus belajar lagi.

Pancar Matahari Family

Sabtu, 09 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (3)

Day 10

Sabtu, 9 Desember 2017



Hari ini merupakan hari ketiga bagi Zee untuk belajar mandi sendiri. Karena cuaca mendung sejak pagi, Zee enggan diajak mandi. Ia lebih memilih bermain dan berlari di dalam dan belakang rumah. Setelah Mami menyelesaikan urusan dapur dan mengambilkan sarapan pagi buat Zee, dengan tegas Mami mengajak Zee mandi.

“Dek, mandi yuk. Udah siang ni,” ucap Mami.

“Nggak mau, Mi,” tolak Zee sambil berlari memutari besi tempat antena berada.

“Mami mau ambil gayung hijau lah buat mandi,” kata Mami, sengaja menekankan kata gayung, karena biasanya Zee akan terpancing. Ternyata benar. Ia langsung menuju ke depan pintu kamar mandi.

“Dedek buka baju, Mi,” ucap Zee.

“Tunggu bentar. Nanti Mami bantu. Mami ambil gayungnya dulu di dalam ya,” balas Mami sambil berlalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil gayung sesuai janji yang dibuat dengan Zee.

“Dek, ini gayungnya. Dedek bisa buka bajunya sendiri?” tanya Mami. Tanpa menjawab, Zee langsung bergerak, berusaha mengeluarkan tangan kanannya dari lubang lengan baju.

“Mami lah bukakan,” pinta Zee setelah beberapa kali mencoba, kesusahan, dan tetap tidak berhasil membuka baju.

“Angkat tangannya ke atas,” kata Zee. Ia melepas gayung yang semula berada dalam genggaman tangan kanannya. Setelah tangan kanannya berhasil lolos dari lubang lengan baju, ia melakukan hal yang sama dengan tangan kirinya.

“Nah, sekarang Dedek angkat bajunya sendiri ya. Tarik ke atas sampai melewati kepala.” Mami memberikan petunjuk kepada Zee yang langsung dipraktikkan langsung oleh si bocah, dan berhasil.

“Horee! Pintar buka baju sendiri Dedeknya,” puji Mami. Zee tersenyum lebar.

“Sekarang celana lagi,” kata Zee sambil berusaha menurunkan celana bagian depan. Ia sedikit membungkuk, namun karena tidak menurunkan bagian belakang juga, ia kesusahan menarik celana yang sudah setengah terbuka ke bawah. Mami menawarkan bantuan dan setelah celana sampai ke lutut, Zee mengangkat kaki kanan dan kirinya secara bergantian hingga kedua kakinya keluar dari dalam lubang celana.

“Sekarang letak baju kotornya ya,” ucap Mami. Zee tidak membantah dan langsung berjalan ke arah tempat baju kotor dan meletakkan bajunya di sana. Ah, betapa beruntungnya Mami, Nak memilikimu. Batin Mami.

“Yuk masuk ke dalam kamar mandi yuk. Bawa gayung Dedek,” ajak Mami.

“Tutup matanya, Dek,” kata Mami sembari menyiramkan air ke badan Zee.

“Mi, isi air gayung Dedek, Mi,” pinta Zee sambil menengadahkan gayung hijaunya ke arah Mami.

“Udah. Sekarang siram badan Dedek ya,” ucap Mami. Zee mengangkat gayung dan berusaha menyiramkan air ke badan bagian depan. Namun karena tangkai gayungnya panjang, ia kesusahan dan jadinya air di dalam gayung terbuang begitu saja ke lantai.

“Sini, Mami tukar gayungnya,” lanjut Mami sambil menyerahkan gayung warna merah dengan tangkai yang lebih pendek kepada Zee. Ia menerima dengan girang.

“Nah, gini caranya Dedek siram badan ya,” ajar Mami sambil membantu tangan Zee bergerak, menyiramkan air dalam gayung ke bagian tangannya yang bebas. Ia tertawa senang.

“Lagi, Mi,” pinta Zee. Mami beberapa kali mengisi air ke dalam gayung dan membiarkan si bocah puas belajar menyiram badannya sendiri. Meskipun masih belum sepenuhnya mengenai bagian badan yang seharusnya dibasahkan, namun ia sudah berusaha maksimal.

Keep your spirit, little child. Tomorrow we'll learn again.

Pancar Matahari Family

Jumat, 08 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri (2)

Day 9

Jumat, 8 Desember 2017



Ini hari kedua Mami melatih si bocah dua tahun ini untuk membuka baju dan mandi sendiri. Seperti kemarin, kali ini Zee terus mengelak saat Mami hendak mengajaknya mandi.

“Dek, mandi yuk,” ajak Mami.

“Nggak mau. Mami mandi sendiri aja,” jawab Zee sambil berlari di belakang rumah. Mami mengejar Zee hingga jadilah aksi kejar tangkap yang membuatnya terkikik-kikik.

“Yuklah, udah siang ni, Dek,”ulang Mami sambil menuntun Zee ke arah kamar mandi luar. Zee masih berusaha menghindar, namun akhirnya mengikuti Mami ke depan kamar mandi.

“Sini buka bajunya dulu. Dedek bisa buka sendiri?” tanya Mami. Si kecil tidak menjawab namun langsung menggerakkan tangan, berusaha menarik celananya ke bawah.

“Dedek bisa?” Mami melihat Zee kesusahan menarik celana ke bawah dan memancingnya kalau-kalau ia memerlukan bantuan.

“Ini apa ni? Apa ni?” pekik Zee. Ia benar-benar kesulitan melepas celana.

“Sini pegang tangan Mami,” ucap Mami. Zee menurut dan memegang kedua pundak Mami.

“Angkat kakinya, Dek,” lanjut Mami. Zee mengangkat kaki kanan dan menariknya hingga keluar dari celana. Hal yang sama ia lakukan dengan kaki kirinya.

“Sekarang kita buka bajunya ya,” tawar Mami.

“Angkat tangannya, Dek,” kata Mami mengajarkan cara melepas baju kepada Zee. Ia mengangkat kedua tangan hingga terlepas dari lubang lengan. Dan dengan sendirinya Zee menarik baju hingga melewati kepala.

“Sekarang kita mandi ya.” Mami mengarahkan Zee untuk mengambil gayung hijaunya. Ia langsung mengambil air dari dalam ember bulat besar.

“Dek, kalau mandi itu disiram badan, tangan, dan kakinya ya,” kata Mami saat melihat Zee hanya mengambil air menggunakan gayung dan membuangnya ke lantai.

“Gini caranya,” tunjuk Mami disertai contoh. Zee mencoba mengikuti meskipun masih kesusahan. Tak apa kok, Zee. Besok kita coba lagi ya. Mami yakin nanti pasti Zee bisa mandi sendiri.

Pancar Matahari Family

Kamis, 07 Desember 2017

Melatih Si Kecil Mandi Sendiri

Day 8

Kamis, 7 Desember 2017





Setelah tujuh hari sebelumnya Zee belajar makan sendiri, mulai hari ke delapan ini Mami ingin memfokuskan Zee untuk mulai belajar membuka baju, menaruh baju kotor ke tempatnya, serta mandi sendiri. Namun nyatanya, si bocah yang beberapa hari sebelumnya sudah mendengarkan tentang rencana Mami untuk melatihnya mandi sendiri justru berimprovisasi. Si kecil nan aktif ini malah ingin belajar memakai baju sendiri. Lihatlah kegigihannya untuk memasukkan tangan ke dalam lengan baju.

Setelah puas mencoba memakai baju sendiri, Mami berhasil membujuk Zee untuk mandi.

“Dedek mau mandi?” tanya Mami.

“Nggak mau. Dedek main aja. Mami mandi sendiri,” jawab Zee. Ia tengah sibuk memotong-motong kol menggunakan tangan dan berkata sedang memasak sayur.

“Kita main air mancur yuk, Dek. Mami bawa gayung green ya,” bujuk Mami. Zee menatap Mami lama. Setelah beberapa kali membujuk, Zee menurut.

“Dek, antar baju kotornya ya,” kata Mami setelah mengajari Zee membuka bajunya sendiri. Tanpa banyak protes ia langsung mengambil baju kotor di tangan Mami dan menaruh pada tempatnya.

“Yuk, masuk kamar mandi,” kata Mami. Zee menurut. Ia masuk ke dalam ember bulat berwarna hitam karena kami mandi berdua.

“Zee, ambil airnya pakai gayung,” kata Mami sambil mempraktikkan cara mengambil air dari ember hitamnya dengan menggunakan gayung. Zee mengikuti apa yang Mami lakukan. Ia mengambil air, lalu mengangkat gayung dan menyiramkan airnya ke lengan serta perutnya.

“Bisa, Mi! Dedeknya bisa mandi sendiri!” pekik Zee.

“Dedek hebat ya sudah bisa mandi sendiri,” puji Mami. Zee meringis. Mami lalu memakaikan sabun ke seluruh badan Zee.

“Zee, gosok badannya,” ucap Mami sambil menggosok bagian belakang tubuh Zee. Ia menurut dan menggosok dada serta perutnya.

Aktivitas mandi pagi Zee hari ini berjalan lancar. Ia sudah bisa mulai belajar mandi sendiri sesuai usianya. Tak apa, yang penting semangat dan kemauannya. Besok kita akan melakukan kegiatan yang sama ya, Zee. Tetapi harus fokus mulai dari membuka baju sendiri hingga memakai pakaian ganti setelah mandi. Sampai ketemu esok pagi, semua.

Pancar Matahari Family

Rabu, 06 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (7)

Day 7

Kamis, 6 Desember 2017





Hari ini merupakan hari terakhir Mami melatih Zee makan sendiri. Genap satu minggu sudah Zee selalu konsisten sarapan sendiri setiap hari. Dari yang awalnya ia makan sambil berlari, berdiri, berjalan, sampai akhirnya dengan sendirinya ia mau makan dengan baik. Dari yang semula ia makan berserak, hingga sekarang ia bisa makan dengan rapi.

Pagi ini setelah bangun tidur, Mami berniat mengajak Zee mandi. Namun ternyata si bocah memilih untuk sarapan terlebih dahulu.

“Dedek mau makan nasi, Mi,” pinta Zee.

“Iya sebentar ya Mami ambilkan,” jawab Mami.

Mami meninggalkan Zee sebentar, lalu kembali menghampirinya dengan membawa sepiring nasi. Zee sudah menunggu di bangku kayu.

“Dedek mau Mami suap?” tanya Mami.

“No, no, no. Dedek mau makan sendiri,” pekik Zee.

“Ya udah, makan sambil duduk ya. Berdoa dulu sebelum makan, Dek,” kata Mami mengingatkan Zee.

“Mi, Dedek mau tempenya aja,” ucap Zee sambil memotong-motong tempe di dalam piring dengan sendok.

“Sini, Mami bantu potongkan.” Mami mendekati Zee dan meminta piringnya.

“Nggak mau! Dedek potong sendiri,” kata Zee. Ia tidak mau menyerahkan piring kepada Mami. Karena jika sudah menginginkan sesuatu, Zee pasti akan ngotot mempertahankan keinginannya, maka Mami akhirnya membiarkan Zee melakukan apa yang ia mau. Mami melihat Zee kesulitan memotong tempe dengan sendok, hingga akhirnya ia memotong-motong tempe menjadi bagian-bagian kecil dengan tangan dan memasukkannya ke dalam mulut satu persatu.

Mungkin memang begitulah manfaat melatih kemandirian pada anak. Saat si anak sudah terbiasa melakukan sesuatu dengan mandiri setiap hari, maka ia akan enggan dibantu oleh orang lain dan dengan sendirinya selalu meminta melakukan sesuatu tanpa bantuan.

Melatih Zee makan sendiri Mami rasa cukup sampai di sini untuk diamati. Ia akan tetap melakukan aktivitas makan sendiri meskipun tanpa dibuat laporan lagi.

Besok kita ganti fokus baru ya, Zee. Semangat! Sampai jumpa esok pagi semua.



Pancat Matahari Family

Selasa, 05 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (6)

Day 6

Selasa, 5 Desember 2017


Memasuki hari keenam dalam melatih Zee makan sendiri, Mami tidak lagi mengalami kesusahan membujuknya. Zee tidak lagi merengek minta disuap. Bahkan ketika Kakeknya menawarkan akan menyuapkan nasi kepada Zee, ia menolak sendiri dan meminta sendoknya kembali.

Pagi tadi setelah mandi, Mami langsung mengambilkan nasi buat Zee.

“Zee, makan dulu ya,” kata Mami kepada Zee yang tengah bermain ketumbar butir.

“Dedek makan sendiri, Mi. Mami fotokan,” pinta Zee. Mami memberitahu Zee agar ia duduk di atas bangku, namun ternyata si bocah dua tahun itu lebih memilih duduk di bawah dan menggunakan bangku kayu sebagai meja.

“Berdoa dulu, Dek,” ucap Mami mengingatkan Zee. Dengan semangat Zee langsung membaca doa sebelum makan.

Mami membiarkan Zee makan sendiri sambil melihatnya dari dekat, karena saat itu tengah menumbuk daging ikan. Sesekali Mami membantu Zee membersihkan nasi yang berserak di sekitar baju dan lantai tempat Zee duduk. Kemajuan yang ditunjukkan oleh Zee sangat mengagumkan. Ia tidak lagi makan sambil berjalan-jalan. Sesekali ia masih berdiri, namun secara keseluruhan, sikap yang ditunjukkan oleh Zee sudah sangat baik. Ia makan sedikit demi sedikit, pelan-pelan, dan menghabiskan nasinya hingga bersih. Zee bahkab mengantar tempat makannya sendiri ke tempat cuci piring dan berniat mencucinya. Namun karena keadaan lantai yang licin dan mudah membuat Zee terpeleset, Mami belum memberikan izin kepada Zee untuk melakukan aktivitas tersebut.

Besok hari terakhir dari minggu pertama Mami melatih kemandirian Zee. Namun bukan berarti juga menjadi hari terakhir Mami membantu Zee belajar makan sendiri. Seterusnya, Zee harus belajar konsisten menerapkan latihan kemandirian. Semangat, Zee.

Pancar Matahari Family

Senin, 04 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (5)

Day 5

Senin, 4 Desember 2017




Melatih kemandirian sepertinya memang memerlukan pembiasaan rutin. Hal ini dapat disimpulkan dari rutinitas makan pagi Zee. Memasuki hari kelima, ia tidak lagi merengek minta suap. Pagi tadi, setelah Mami berhasil mengajaknya mandi, langsung menawari Zee untuk sarapan. Pada awalnya ia menolak dan berkata tidak mau makan. Namun Mami sengaja langsung mengambilkan nasi dan memberikannya kepada Zee.

“Dedek makan sendiri ya, Mi,” ucap Zee.

“Nggak mau Mami suap?” pancing Mami. Zee langsung menarik piring dari tangan Mami.

“Nggak mau! Dedek makan sendiri aja,” tegas Zee dengan nada yang sudah mulai meninggi.

“Ya udah, Dedek makan sendiri. Tapi makannya duduk ya. Tidak boleh berdiri,” kata Mami. Zee yang semula tengah mengajak Kakeknya bermain balon langsung duduk di atas bangku kayu.

“Berdoa dulu, Dek. Gimana doanya?” tanya Mami. Zee diam, hingga Mami harus mengulangi permintaan beberapa kali agar ia mau membaca doa sebelum makan. Tidak sia-sia, karena pada akhirnya Zee mau berdoa sebelum menyuapkan nasi ke dalam mulut.

“Makannya rapi-rapi ya, Dek. Mami tinggal masak dulu.” Mami mengingatkan Zee kebiasaan baik yang menjadi PR kami. Ia mengangguk.

Hampir sekitar lima belas menit Mami membiarkan Zee makan sendiri tanpa ditemani. Tidak ada teriakan maupun pekikan, menandakan bahwa si bocah baik-baik saja dan tidak memerlukan bantuan.

“Dek, udah makannya?” tanya Mami ketika ada kesempatan melihat Zee di tengah sibuknya aktivitas produksi batagor/siomay.

“Dedek kumpul yang serak, Mi,” kata Zee sambil memungut butiran-butiran nasi yang terjatuh di bawah bangku. Mami tersenyum. Sepertinya si kecil ini mengingat perkataan Mami kemarin, yang mengatakan jika ada nasi yang berserak harus dikumpulkan.

“Anak Mami hebat, pandai kumpulkan nasi yang beserak sendiri,” puji Mami kepada Zee.

“Mami fotokan Dedek lah,” ucap si bocah. Mami tercengang. Narsis juga ini anak ya. Batin Mami. Sepertinya karena Mami selalu mengambil foto kegiatannya untuk dokumentasi, ia jadi terbiasa dengan berkegiatan sambil difoto.

“Tunggu ya,” jawab Mami sambil berlalu pergi mengambil ponsel.

“Sini, lihat sini, Dek,” kata Mami sambil mengarahkan kamera ponsel ke wajah Zee. Dan terciptalah senyum narsis sambil meringis seperti foto di atas.

“Ini, Mi,” kata Zee sambil mengangsurkan piring dengan sisa nasi sedikit kepada Mami.

“Dedek udah makannya? Nggak mau lagi?” tanya Mami.

“Nggak mau,” jawab Zee sambil menggeleng.

“Biar Dedek antar piring kotornya. Biar Dedek,” kata Zee sambil berdiri dari duduknya.

“No. Kalau masih ada sisa nasinya tidak diantar ke tempat cuci piring, Dek. Nanti biar Mami makan nasinya. Kalau sudah habis baru nanti kita antar ya piring kotornya. Oke?” jelas Mami. Meskipun mungkin diusianya yang baru dua tahun ini ia belum mengerti tentang hal-hal seperti itu, namun Mami pikir tidak ada salahnya menanamkan ajaran tidak membuang-buang makanan sejak dini.

“Kalau udah selesai makannya bilang apa, Dek?” tanya Mami.

“Alhamdulillah,” jawab Zee.

“Anak pintar. Sekarang minum air putih ya,” lanjut Mami. Zee meraih botol air putih yang terletak di atas bangku, tidak jauh dari tempatnya duduk.

Hari ini proses Zee makan sendiri tidak dipenuhi drama. Semoga setiap hari ia terbiasa mengurus dirinya sendiri sesuai tahapan usianya. Semangat ya, Dek.

Sampai ketemu esok ya, semua.

Pancar Matahari Family

Minggu, 03 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (4)

Day 4

Minggu, 3 Desember 2017




Hari ini masuk hari keempat sejak Zee belajar makan sendiri dengan baik dan benar. Jika pada dua hari pertama ia masih suka makan sambil berdiri, berlari, dan bahkan melompat-lompat, di hari keempat ini ia sudah bisa sedikit lebih teratur saat makan.

Saat Mami tengah sibuk berkutat di depan laptop dan jarum jam belum genap menunjukkan pukul tujuh, Zee sudah bangun. Ia bermain berlarian di dalam rumah. Saat Mami mengajaknya untuk mandi, ia mengelak dengan berbagai macam alasan. Karena setelah menyelesaikan pekerjaan dengan laptop Mami harus berpindah ke dapur untuk memulai produksi barang dagangan, maka Mami menawarkan Zee untuk makan pagi terlebih dahulu.

“Dedek mau makan?” tanya Mami.

“Mau. Dedek makan sendiri,” jawab Zee.

“Makan apa, Dek? Nasi goreng atau nasi putih?” tanya Mami lagi.

“Nasi putih aja,” kata Zee.

“Oke deh. Tungguin di belakang ya.” Salah satu cara Mami agar tetap bisa melatih Zee untuk makan sendiri tanpa takut mengotori ruangan dalam rumah adalah memanfaat area belakang rumah.

“Ini nasinya, Dek. Sini duduk sini makannya,” ujar Mami sambil melambaikan tangan kepada Zee yang tengah sibuk berlarian. Ia datang mendekat dan melihat nasi di dalam kotak makannya.

“Berdoa dulu ya. Gimana doanya?” tanya Mami. Zee tersenyum, lalu dengan lancar ia membaca doa sebelum makan. Saat ia akan mengangkat sendok dengan posisi berdiri, Mami kembali mengingatkan tentang etika makan yang baik dan benar. Karena target kami adalah melatih Zee makan sesuai aturan dan adab.

“Dek, apa kata Mami kemarin? Kalau makan itu kita harus duduk. Tidak boleh berdiri. Oke?” Zee mengangguk mendengar perkataan Mami. Lalu dengan cepat ia duduk di atas bangku kayu.

Mami mengamati si kecil yang sibuk menyendok nasi. Beberapa suapan ia lakukan dengan tertib, hingga tiba-tiba jahilnya kambuh. Sembari menyeringai tengil, Zee memanggil Mami.

“Mi, tengok ni, Mi,” kata Zee. Saat Mami datang dan melihatnya, rupanya satu sendok penuh nasi sudah siap masuk ke dalam mulut.

“Zee Zee, makannya tidak boleh banyak-banyak seperti itu. Dikit-dikit aja sendok nasinya ya,” jelas Mami. Namun beberapa kali Mami mengingatkan, Zee tetap melakukan sesuai keinginannya.

“Mi, udah, Mi,” pekik Zee setelah hampir setengah jam Mami membiarkannya asyik makan sendiri.

“Mi!” Zee kembali memekik karena Mami telat mendatanginya. Lalu sebuah suara berdenting terdengar. Mami berlari ke arah si bocah. Rupanya ia tengah melempar sendok ke lantai. Mungkin kesal karena Mami lambat merespon.

Mami mengamati ke sekeliling dan mendapati nasi yang lumayan berserak, seperti sengaja Zee pakai main. Stok kesabaran Mami memang sepertinya masih harus terus ditambah. Baiklah, yang terpenting sekarang Zee sudah mau makan sambil duduk. PR selanjutnya adalah melatih Zee untuk makan dengan rapi dan bersih. Semangat, Zee. Besok kita belajar lagi ya.

Pancar Matahari Family

Sabtu, 02 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (3)

Day 3

Sabtu, 2 Desember 2017




Hari ini Mami mengajak Zee untuk datang ke acara peringatan Milad IIP dan Wisuda Matrikulasi Batch #4. Pagi-pagi sekali Zee sudah Mami bangunkan. Meskipun awalnya ia enggan membuka mata, namun akhirnya mau bangun juga dengan iming-iming Mami ajak jalan.

“Dedek mau sarapan nggak?” tawar Mami. Ia berteriak bilang tidak mau.

“Minum susu mau?” tawar Mami lagi. Zee menggeleng. Akhirnya langsung mengajaknya mandi dan bersiap-siap.

Sampai di tempat acara, Zee riang sekali karena banyak teman-teman seusianya. Ia berlari dan baru diam saat merasa lapar.

“Dedek mau kue, Mi,” ucap Zee.

“Suap Mami,” kata Zee lagi begitu melihat Mami membuka kotak snack.

“Dedek kan sudah besar, makan sendiri ya,” ujar Mami.

“Dedek makan sendiri. Mau jelly,” tunjuk Zee saat melihat jelly slice di dalam kotak. Mami mengambilkan Zee jelly tersebut.

“Buka, buka,” pinta Zee sambil berusaha menarik plastik pembungkus jelly.

“No. Bukan begitu makannya, Dek. Nanti tangan Dedek kotor,” jawab Mami.

“Begini makannya,” ucap Mami sambil menarik plastik ke bawah dan menunjukkan kepada Zee agar ia mau memegang bagian kue yang masih terbungkus plastik. Zee menggigit besar-besar kue yang ada di tangannya.

“Gigitnya sedikit-sedikit, Dek,” kata Papi. Zee awalnya tidak mau ikut kata Papi, namun karena ia kesusahan menggigit, akhirnya menurut juga.

Zee menghabiskan kuenya dengan rapi tanpa berserak di mulut, wajah, maupun tangan. Ia juga mau minum air putih langsung setelahnya. Syukurlah, hari ini melatih ia makan sendiri tidak diiringi adegan drama seperti kemarin-kemarin. Semoga nanti lama-lama Zee terbiasa mandiri ya, Nak.

Pancar Matahari Family

Jumat, 01 Desember 2017

Melatih Si Kecil Makan Sendiri (2)

Day 2

Jumat, 1 Desember 2017



Hari kedua melatih Zee untuk makan sendiri pagi ini berlangsung cukup mudah. Setelah mandi, ketika Mami menawarkan kepadanya untuk sarapan, dengan cepat Zee menjawab ingin makan sendiri. Ia menunggu Mami mengambilkan nasi di tempat favoritnya, belakang dapur.

“Dedek makan sendiri, Mi,” pinta Zee.

“Iya, tunggu sebentar ya. Mami kukus kentang dulu. Abis itu Mami ambilkan nasi Dedek,” jawab Mami.

Mami menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, lalu segera mengambilkan sarapan buat Zee. Ia tersenyum begitu melihat Mami datang dengan membawa sepiring nasi.

“Dedek pegang piringnya, Mi,” kata Zee sambil berdiri.

“Dedek duduk dulu ya baru pegang piringnya. Nanti kalau dipegang sambil berdiri, piringnya jatuh,” jelas Mami. Ini memang sebuah tantangan yang harus kami taklukkan, karena meskipun Zee mau makan sendiri, tetapi menyuruhnya makan sembari duduk diam itu amatlah susah.

“Dedek pegang piringnya,” ucap Zee lagi, mempertahankan keinginannya.

“Duduk dulu, Dek. Dedek kan sudah besar, sudah ngerti, kalau makan itu harus duduk. Iya kan?” tanya Mami. Zee menatap mata Mami lama. Namun akhirnya, si bocah duduk juga. Mungkin ia sudah tidak sabar melihat nasi, sambal, dan udang goreng yang disukainya itu.

“Berdoa dulu ya, Dek. Gimana doanya?” tanya Mami lagi. Zee tersenyum, lalu dengan lancar melafalkan doa sebelum makan, meskipun masih ada beberapa pelafalan yang kurang jelas.

“Pelan-pelan ya makannya. Dikunyah dulu baru ditelan,” jelas Mami. Zee mengangguk.


“Mami mau goreng tahu dulu ya. Dedek makan sendiri di sini,” lanjut Mami. Lagi-lagi Zee mengangguk sambil mulai menyendok nasi.

Saat Mami tengah sibuk di dapur, Zee memekik sambil memukul piring. Mami dengan cepat datang menghampiri Zee.

“Dedek mau apa? Sudah habis makannya?” Melihat hanya beberapa butir nasi yang tersisa di piring Zee, Mami mencoba menebak keinginan si aktif tersebut. 

“Tambah lagi, Mi,” ucap Zee sambil menampakkan deretan gigi mungilnya.

“Yang benar Dedek mau tambah lagi?” Mami bertanya karena biasanya ia hanya bercanda ketika minta tambah nasi.

“Tambah nasi lagi!” pekik Zee sambil menghentakkan kaki. Kalu sudah begini, biasanya ia memang serius dengan apa yang diucapkannya.

“Ya udah, Dedek tunggu sini biar Mami ambilkan nasi,” kata Mami. Zee mengangguk.

Beberapa menit kemudian Mami membiarkan Zee makan lagi. Namun tiba-tiba ia kembali memekik.

“Dedek mau tambah lagi. Tambah lagi!” Semula Mami menolak mengambilkan nasi, namun akhirnya Mami terpaksa mengikuti keinginan Zee karena ia tidak juga berhenti memekik.

Mulanya Zee makan dalam diam, hingga Papi yang sedang keluar ke dekat Zee terkejut karena ternyata si bocah sudah sibuk membalik piring dan menumpahkan nasi ke atas lantai. Ya, walaupun masih perlu diajarkan dan dibiasakan lagi bagaimana tata cara makan yang baik dan benar, namun kemauan Zee untuk makan sendiri harus tetap Mami apresiasi. Dan etika makan yang baik tetap menjadi PR bagi kami.

Semangat ya, Zee. Besok kita kembali mengerjakan tantangan kemandirian tentang makan ini.

Pancar Matahari Family

Mau Baca Buku? Install iPusnas Yuk!

Selasa, 13 November 2018 Day 1 Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang patut dibiasakan oleh orang tua terhadap anak-a...