Kamis, 25 Januari 2018
Sebulan sudah terlewati sesi ketiga kelas Bunda Sayang Batch#3. Pada sesi ketiga ini materi yang disampaikan oleh fasilitator di kelas adalah tentang melejitkan kecerdasan anak. Bagaimana caranya? Yaitu melalui family forum dan family project. Begitulah inti dari games level tiga yang harus dilakukan oleh setiap pelajar di kelas. Melalui family project ini diharapkan, kecerdasan anak meliputi spiritual, emosial, intelektual, maupun kecerdasan menghadapi tantangan dapat ditingkatkan.
Sesi ketiga ini merupakan bagian berat dalam perjalanan saya menuntut ilmu di kelas Bunda Sayang Batch#3. Saat jadwal games dimulai, saat itu pulalah pesanan siomay sedang menumpuk. Saya dan suami yang memang melakukan produksi sendiri, membuat saya kesulitan meluangkan waktu untuk menuliskan laporan kegiatan keluarga yang dilakukan bersama Zee. Point penting sudah didapat, dokumentasi sudah dilakukan, namun disaat hendak menuliskannya pada malam hari ketika semua aktivitas selesai, ujian berupa ketiduran datang. Ah, sungguh ujian itu sekaligus nikmat. Meskipun ada rasa sedih karena harus merelakan rapel laporan di keesokan harinya, namun jika tidak ketiduran, mungkin saya masih memaksakan diri untuk melakukan aktivitas seperti membuat laporan, padahal badan sudah meminta jatah istirahat. Jadi, untuk mengurangi kesedihan, saya mencoba bersyukur atas nikmat ketiduran yang telah Allah berikan.
Tantangan lain lagi juga saya hadapi, misalnya menjelang tenggat waktu pengumpulan laporan pukul dua belas malam, si kecil rewel dan minta ditemani tidur. Padahal saat itu, saya juga sedang mengerjakan pesanan. Alhasil, meskipun saya sudah menyelesaikan laporan, dengan teepaksa saya harus telat beberapa detik dalam pengumpulan. Jadi di sesi ini, saya hanya mengerjakan laporan selama sepuluh hari karena aktivitas yang begitu padat. Tetapi saya bersyukur, karena masih tetap bisa mengikuti kelas meskipun harus mencuri-curi waktu.
Ada hikmah yang saya dapatkan pada sesi ketiga ini, yaitu melejitkan kecerdasan anak ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya. Semua itu bisa dilakukan dengan sederhana, melalui aktivitas sehari-hari yang sudah dirancang sebelumnya.
Terima kasih IIP, terima kasih Mbak Amma yang telah berbaik hati menemani perjalanan proses belajar peserta kelas Sumatera 1, dan teruntuk suami serta anak saya tercinta, terima kasih karena selalu memberikan sedikit kesempatan kepada saya untuk belajar lebih dan lebih lagi. Semoga sesi selanjutnya saya bisa kembali konsisten menerapkan materi yang saya dapat di kelas.
Pancar Matahari Family