Day 9
Jumat, 10 November 2017
Pagi ini Mami demam. Zee yang selalu ikut sakit saat Mami sakit, rupanya kali ini sedikit banyak terpengaruh juga. Meskipun tidak demam, tapi saat bangun tidur, ia merengek, terlihat seperti sedang tidak enak badan.
Setelah bangun, bukannya mandi, ia justru sibuk membongkar mainan di lantai sambil makan kue. Karena Mami masih lemas, jadi membiarkan Zee menikmati pagi dengan santai. Setelah puas bermain crayon, ia pun minta bermain dough. Papi membentang tikar di belakang untuk tempat Zee main, sembari Mami memasak di dapur. Setelah selesai memasak, Mami baru memandikan Zee.
Selesai mandi, Zee langsung minta makan nasi. Sambil sibuk mengunyak nasi plus hati ayam, Zee kembali membongkar mainan di ruang tengah. Saat sibuk bermain, Mami melihatnya menguap. Matanya juga terlihat mengantuk.
“Dek, Dedek mau tidur siang?” Mami bertanya lembut.
“Nggak mau! Nggak mau!” Begitulah Zee, ia akan melawan rasa kantuk dan tak berhenti bermain.
“Kenapa Dedek nggak mau tidur?” Mami memancingnya menjelaskan alasan mengapa ia tidak mau tidur, alih-alih memaksanya.
“Nggak mau. Main aja, Mi.” Oke. Sepertinya rasa kantuk belum terlalu menyerangnya.
“Oke. Main apa lagi kita?” Mami bertanya.
“Tiup ini, Mi.” Zee berlari ke dalam kamar. Terdengar bunyi lemari dibuka, lalu ia keluar kembali sambil memegang flute. Dan beraksilah si bocah kecil nan aktif itu.
Setelah puas bermain flute, tiba-tiba ia kembali merengek. Sesekali Zee mengucek mata. Mami kembali bertanya.
“Dedek ngantuk?” Bukannya menjawab, Zee malah merengek lagi.
“Kalau Dedek ngantuk, Dedek harus tidur dulu.” Zee memandang Mami. Ia mulai mengacak-acak crayon sambil sesekali melemparnya.
“Dedek masih mau main?” Mami bertanya sambil mengelus kepala Zee yang sudah berbaring di lantai.
“Tidur, Mi. Kita tidur.” Nah kan! Pasti bentar lagi tantrum kalau sudah begini.
“Ya udah, kalau kita tidur, bereskan dulu mainannya ya. Sini, Mami bantu.” Mami mengajak Zee membereskan mainan yang berserakan di mana-mana.
“Nggak mau! Main lagi! Main lagi!” Si bocah kecil ini, meskipun sedang mengantuk dan ingin tidur, tetapi setiap melihat mainannya dibereskan, pasti akan langsung berteriak. Sepertinya Zee sangat tidak mau berpisah dengan mainan.
“Tapi katanya mau tidur?” Mami kembali bertanya sambil menatap mata Zee.
“Dedek mau tidur dulu sebentar, abis itu main lagi, atau main aja sambil ngantuk?” Hahaha. Mami memaksakan anak dua tahun memilih sesuatu yang susah dimengerti. Zee berpikir sambil membulatkan mata memandang Mami.
“Tidur aja kita. Tidur, Mi.” Lho? Kok itu bocah bisa milih? Batin Mami. Ajaib ya.
“Tapi kita bereskan mainannya dulu ya. Baru tidur.” Mami mendekati Zee dan memeluknya. Lalu pelan-pelan mengajak Zee mengumpulkan mainan satu persatu.
Setelah semuanya beres, ia berdiri, membawa botol minum dan langsung masuk ke dalam kamar. Meskipun melalui proses yang alot, namun tampaknya komunikasi produktif hari ini berhasil. Dan penilaian Mami tentang pemikiran anak kecil yang kemungkinan tidak mengerti logika agak rumit, ternyata salah. Buktinya begitu dijelaskan pelan, pun diberikan pertanyaan dengan lembut, Zee ternyata bisa memahami ucapan Mami. Semangat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi ya, Zenitha.
Pancar Matahari Family
Tidak ada komentar:
Posting Komentar