Selasa, 07 November 2017

Main Crayon Yuk!


Day 6

Selasa, 7 November 2017

Setelah semalam Pekanbaru diguyur hujan, pagi ini cuaca sepertinya masih enggan beranjak meninggalkan kegelapan. Mendung menggantung sejak pagi hingga pukul delapan lewat, membuat Zee betah meringkuk di kasur. Hampir pukul delapan lewat tiga puluh menit ketika Zee akhirnya bangun dan beranjak dari tempat tidur.

“Dek, mandi yuk.” Ajak Mami. Dan seperti biasa, Zee menolak. Pasti ia akan beralasan dingin. Padahal kemarin sore, bocah yang baru genap dua puluh lima bulan itu justru minta mandi hujan. Ia tak takut sedikitpun meskipun air turun begitu derasnya dari langit, ditambah petir dan kilat yang sahut-menyahut terdengar memekakkan telinga.

“Nggak mau. Dedek mau main crayon, Mi.” Sambil merengek, Zee mengulurkan tangan, minta Mami gendong. Dan kalau sudah seperti ini, Mami tahu maksud bocah kecil nan aktif itu. Apalagi kalau bukan ingin mengambil crayon?

“Kalau main crayon sekarang, kita mainnya sebentar aja ya. Abis itu mandi.” Mulutnya mengerucut ke depan.

“Dedek main crayon! Main crayon!” Pekikan mulai keluar dari mulut mungilnya.

“Dedek pilih main crayon sebentar terus mandi, atau mandi dulu sekarang abis itu kita main crayonnya lama?” Matanya membulat memandang Mami. Kena lagi kamu, Bocah! Haha.

“Pilih mandi kan?” Mami mempercepat ajakan. Zee memang tidak menjawab, namun bahasa tubuhnya menunjukkan kalau ia sudah melunak dan bisa diajak mandi.

“Yuk kita mandi. Abis itu kita main crayon. Dedek mau buat apa? Gambar Panda? Donat?” Sambil mengajaknya berbicara, Mami menuntun Zee ke kamar mandi.

Aktivitas mandi pagi Zee kali ini berlangsung cukup singkat karena ia mandi sendiri, sedang biasanya ia mandi bersama Mami. Drama terjadi ketika tiba saatnya menggosok gigi. Mami mengoles pasta gigi ke atas sikat gigi lalu menyerahkan kepada Zee.

“Dedek gosok gigi sendiri?” Ia memandang sikat gigi lalu mulutnya terbuka, hendak protes.

“Nggak mau! Dedek nggak mau gosok gigi.” Zee berteriak. Mami tersenyum sambil mengusap rambutnya yang masih basah.

“Nanti kalau Dedek gosok gigi, mulutnya harum. Gigi Dedek bersih.” Mami berusaha menjelaskan. Entah ia paham atau tidak. Lama ia berpikir, sebelum sebuah kalimat keluar dari mulutnya.

“Dedek gosok gigi. Nanti Allah sayang.” Kata Zee sambil tangannya meminta sikat gigi yang masih Mami pegang.

Meskipun hanya beberapa kali menggosok dan tidak mau berkumur, setidaknya si bocah sudah mau membersihkan giginya.

“Anak Mami pintar, sudah bisa menggosok gigi sendiri.” Zee meringis lebar.

Keluar dari kamar mandi, Zee langsung memberikan kode kepada Mami.

“Zee Zee wants to play. Zee Zee wants to play.”

Dan belum juga sempat memakai baju, Zee langsung teringat kesepakatan kami sebelumnya. Ia langsung menagih sambil tersenyum lebar.

“Main crayon, Mi! Dedek main crayon.” Kesabaran Mami kembali diuji.

“Kita pakai baju sebentar dulu ya, abis itu main crayon lama deh.” Tidak cukup membantu, karena rengekan sepanjang Mami memakaikan baju terus terdengar. Setelah semuanya beres, saat bermain akhirnya tiba.

“Yuk kita main crayon. Nih sini Dedek mainnya, pakai buku gambar.” Mami mengambilkan crayon dan buku gambar. Zee memekik kegirangan.

“Mami duduk sini.” Matanya kembali memandang Mami sambil memohon.

“Mami buatkan panda,” ucap Zee.

“Buat anggur red lagi.”

“Buat donat brown, Mi. Mami dua. Sama donat green.” Celoteh Zee membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan langsung tertawa. Ia memang suka berbicara dengan mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Berbagai gambar kami buat. Mulai donat, panda, anggur, padi, gunung, dan banyak lagi yang lain. Sprei mulai kusut, crayon berserakan.

“Dek, bereskan crayon ya. Mami mau masak.” Mami berkata dengan nada rendah. Zee sempat protes, namun akhirnya ia menurut juga. Ditatanya satu persatu crayon ke dalam kotaknya.

“Udah, Mi! Dedek udah susun crayon.” Zee memandang Mami dan tersenyum bangga.

“Anak Mami hebat ya. Sudah pandai susun crayon sendiri. Tepuk tangan.” Mami memberikan tepukan tangan sambil tersenyum senang. Zee mengikutinya.

Crayon beres, namun keinginan mainnya belum berakhir. Mainan lain kembali ia keluarkan dan diserak di lantai. It's ok. Bermainlah sepuasmu, Zee! Masa kecil tidak akan berlangsung lama kok, Nak. Besok kita sama-sama belajar lagi ya menahan emosi.

Pancar Matahari Family

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau Baca Buku? Install iPusnas Yuk!

Selasa, 13 November 2018 Day 1 Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang patut dibiasakan oleh orang tua terhadap anak-a...