Rabu, 08 November 2017

Segelas Susu Cokelat



Day 7

Rabu, 8 November 2017

Hari ini masih sama dengan kemarin. Hujan tak berhenti mengguyur sejak malam. Hal itu membuat Zee betah bermalas-malasan dan enggan mandi. Namun setelah membujuknya, ia yang paling suka mandi di dalam ember besar langsung setuju dengan ajakan Mami karena berniat main air.

“Dedek mau main crayon,” ucap Zee begitu keluar dari kamar mandi.

Mami langsung saja memberikan crayon dan buku gambar kepadanya, daripada nanti si bocah tantrum. Sembari memakai baju, tangan Zee lincah mencoret kertas dengan berbagai macam warna.

“Dedek mau kue. Mami ambilkan.” Begitu selesai memakai baju, Zee langsung meminta cemilan. Sejak boleh makan, ia memang sangat jarang makan nasi. Biasanya Zee akan lebih memilih cemilan dibanding makanan berat.

“Kue apa?” tanya Mami.

“Kue wafer. Mami ambilkan. Wafer brown.” Mami tersenyum mendengarnya. Langsung saja Mami ambilkan kue yang ia minta, lalu memberitahunya untuk segera memakan kue tersebut.

“Dedek mau teh. Mami buatkan. Dedek tunggu sini.” Ah, ini bocah, belum juga selesai makan kue, sudah minta teh saja.

“Dek, anak kecil itu nggak bagus minum teh.” Mami mencoba memberinya pengertian. Meskipun faktanya sekali-kali ia masih meminta teh, terlebih es teh, namun Mami tetap selalu memberinya pengertian singkat. Entah ia pahak atau tidak.

“Susu aja. Mami buatkan ya, ya? Susu cokelat Dedek mau, Mi.” Mami tercengang mendengarnya. Dibanding susu formula, Zee memang lebih senang minum susu fullcream dan susu uht. Tak apalah, setidaknya ia mengerti jika Mami tidak ingin ia sering-sering minum teh.

“Mami buatkan, Dedek tunggu sini ya. Oke?” Mami tersenyum dan menggerakkan tangan membentuk huruf O.

“Dedek tunggu sini. Main sendiri. Main abc.” Sambil tersenyum lebar Zee menyahut. Syukurlah si kecil dua puluh lima bulan ini sudah bisa diajak berkomunikasi dua arah dan mengerti perintah serta ucapan-ucapan singkat Mami.

“Dek, ini susunya. Tunggu dulu sebentar ya, masih agak panas.” Mami kembali ke kamar dan mendekati Zee. Tanpa diduga, ia malah merengek.

“Dedek pegang. Dedek pegang susunya.” Kedua tangan mungil Zee berusaha menjangkau segelas susu yang berada di pegangan Mami. Karena merengek terus, akhirnya Mami biarkan ia mencoba merasakan sendiri panas yang terasa pada gelas.

“Nggak mau, Mi. Panas.” Dengan cepat Zee menyerahkan kembali gelas kepada Mami.

“Nah, kan Mami udah bilang tadi. Ditunggu dulu sebentar biar dingin.” Zee masih menatap Mami sebelum kembali menyibukkan diri dengan mainannya dan melupakan kemauannya untuk minum susu. Karena melihat susu yang hanya teronggok, Mami menawarkan kembali kepada Zee.

“Dedek mau susunya?” Ia memandang Mami, lalu mengangguk.

“Mami pegangkan. Dedek nggak mau. Panas. Panas.” Sepertinya karena ia tadi sempat merasakan panas dari gelas, sekarang tak berani lagi menyentuh.

“Nggak apa-apa. Susunya udah dingin. Dedek bisa pegang sendiri sekarang.” Awalnya Zee tetap menolak dan sedikit merengek, namun lama-kelamaan ia tampak mengerti dan langsung menggenggam gelas.

“Nah, gitu dong. Anak pinter udah bisa minum sendiri.” Mami bertepuk tangan sambil menatap Zee lembut.

Hari ini nggak cukup menyita waktu dan tenaga untuk berkomunikasi secara produktif dengan Zee. Efek cuaca kali ya. Kalau adem Zee memang seringkali lebih tenang dibandingkan saat panas membara. Main lagi kita yuk, Zee!

Pancar Matahari Family

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mau Baca Buku? Install iPusnas Yuk!

Selasa, 13 November 2018 Day 1 Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang patut dibiasakan oleh orang tua terhadap anak-a...