Senin, 2 April 2018
Day 5
Separuh perjalanan dari jumlah minimal setoran tantangan level enam ini, Zee sepertinya sudah tidak tertarik lagi belajar konsep dengan menggunakan alat peraga maupun worksheet. Mungkin ia bosan. Ceritanya, pagi ini Mami menyiapkan bentuk-bentuk bangun datar yang terbuat dari kertas karton serta dua buah tali. Mami berencana mengajak Zee meronce sekaligus belajar shorting objects and pattern. Namun ternyata, ia cuma tertarik menyerakkan bangun-bangun datar tanpa berniat belajar lrbih lanjut. Ketika Mami bertanyapun, ia menjawab tidak. Akhirnya Mami mengalah dan membiarkan ia kembali bermain.
Alih-alih merespon ajakan Mami, Zee justru mengeluarkan mainan masak-masakan miliknya. Mulai dari sayur, buah, ikan, dan lain sebagainya. Ia juga melakukan aktivitas counting numbers saat menyusun mainannya secara berurutan. Saat tengah bermain, tiba-tiba Zee bangun dan berlari ke arah samping. Ternyata si bocah mengambil sepeda dan mulai menyalakan lagu. Saat itulah Mami tercetus untuk mengajak Zee mengenal tentang konsep kecepatan.
“Zee, kita belajar matematika yuk,” ajak Mami.
“Apa? Apa?” tanya Zee.
“Kita belajar kecepatan. Mau?” jawab Mami. Zee mengangguk, padahal entah ia paham atau tidak. haha.
“Coba Dedek kayuh sepedanya,” ujar Mami. Namun bukannya mengayuh, Zee malah berjalan dengan kaki, bukan menggerakkan pedal.
“Sekarang kayuh kencang-kencang,” lanjut Mami. Zee dengan cepat menggerakkan kaki. Hingga terdengar bunyi decit kaki beradu dengan lantai.
“Stop,” kata Mami.
“Sekarang pelan-pelan jalannya.” Mami mengarahkan Zee untuk kembali bergerak. Dan benar saja, rupanya si bocah sudah memahami tentang konsep dasar kecepatan. Ia melambatkan laju sepeda dengan menggerakkan kaki secara perlahan.
“Nah, itu tadi namanya kecepatan, Dek. Kalau Dedek jalannya cepat, berarti kecepatannya tinggi. Kalau Dedek jalankan sepedanya dengan kencang, Dedek akan cepat sampai ke belakang,” jelas Mami. Zee cuma mengamati wajah Mami, entah ia paham apa yang Mami katakan atau tidak.
“Terus kalau Dedek gerakkan sepedanya pelan-pelan, nanti Dedek lama sampainya di belakang. Paham?” tanya Mami. Dan Zee cuma mengangguk-anggukkan kepala sebelum kembali melesat dengan sepedanya plus kecepatan tinggi. Ah, dasar bocah. Selalu begitu, sudah mengerti praktik sebelum konsep.
Pancar Matahari Family
Tidak ada komentar:
Posting Komentar