Sabtu, 26 Mei 2018
Day 10
Sepuluh hari sudah mami melakukan pengamatan terhadap kelebihan maupun keunikan yang ada pada diri Zee. Jika mau dihitung, rasanya sepuluh jari tangan saja tidak akan mencukupi. Banyak sekali hal-hal positif yang dilakukan oleh Zee dalam setiap aktivitasnya, yang kadangkala sering terlihat sebagai sebuah hal negatif.
Siang ini, si bocah meminta kue cokelat berwarna merah.
“Mi, mau kue cokelat yang red,” ucap Zee. Mami menyuruhnya menunggu sebentar, sementara mami pergi ke dapur untuk mengambilkan.
“Zee, makannya di luar aja sini. Kalau di kasur nanti kasurnya kotor.” Mami memanggil Zee dari ruang tengah.
“Di sini aja deket kasur. Deket kipas,” sahut Zee dari dalam kamar. Bocah itu memang paling tidak suka kepanasan. Apalagi jika sudah nyaman di satu posisi, bakal bertahan di situ terus.
“Ya udah, tapi bagus-bagus ya makannya.” Akhirnya mami mengikuti kemauan Zee sambil menyerahkan cokelat.
“Mau mami bantu buka?” Mami menawarkan. Zee langsung memasang wajah tidak suka.
“Nggak. Nggak. Biar Dedek aja buka sendiri. Dedek bisa. Dedek bisa.” Zee tetap kukuh dengan pendiriannya.
“Oke. Dedek buka sendiri kalau begitu. Nanti sampahnya antar ke belakang ya,” kata mami. Zee mengangguk sambil berkata iya.
Mami kembali melakukan aktivitas di luar, membiarkan Zee dengan kegiatannya sendiri sembari menikmati sebatang cokelat. Hampir sepuluh menit lamanya Zee tidak bersuara. Lalu tiba-tiba ia menghampiri mami di dapur.
“Mi, ini plastiknya. Sampahnya ni,” kata Zee sambil mengulurkan kertas pembungkus cokelat. Mami menerimanya lalu membuangnya ke tempat sampah.
“Udah habis dah cokelatnya. Dedek serak tadi,” lanjut Zee. Mami hampir saja tertawa. Zee memang kadangkala bertingkah lucu. Ia akan mengaku jika melakukan suatu kesalahan.
“Di mana Dedek serak? Tunjukkan sama mami ya,” sahut mami. Zee mengajak mami masuk ke dalam kamar.
“Ini di sini. Di dekat kasur Dedek serak cokelatnya.” Sambil menunjuk remah-remah cokelat di lantai, tepat di samping kasur.
“Dedek ambil sapu. Biar Dedek sapu cokelatnya.” Tanpa menunggu mami menyahut, Zee sudah berlari untuk mengambil sapu. Lalu dengan mata berbinar, wajah riang tanpa ada kesan kesal dan terpaksa, ia menggerakkan sapu dengan tangan mungilnya.
Mami tertegun, memperhatikan si kecil yang seringkali tingkat responsibility-nya jauh melebihi ekspektasi mami. Semoga rasa tanggung jawabnya selalu tumbuh hingga besar nanti.
Pancar Matahari Family